Atasi Nyeri Lambung (Dyspepsia) Ketika Berpuasa

 baik bagi yang awalnya sudah mempunyai maag atapun yang belum Atasi Nyeri Lambung (Dyspepsia) saat Berpuasa

Bulan ramadan telah datang. Saat puasa, gejala nyeri lambung (maag atau dyspepsia) seringkali terjadi, baik bagi yang awalnya sudah memiliki maag atapun yang belum. Orang yang menderita sakit maag (dyspepsia) bukan berarti tidak mampu berpuasa. Banyak orang sudah merasakan justru bisa sembuh sakit maagnya ketika berpuasa di bulan Ramadhan. Mungkin juga alasannya ketika berpuasa, pola makan kita justru lebih teratur.

Jika memang sering mengalami nyeri lambung dikala puasa ada baiknya saat berbuka dan bersahur memperhatikan jenis masakan yang boleh dikonsumsi ataupun kuliner yang dihentikan dikonsumsi. Nyeri lambung biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki teladan makan tidak teratur, suka makanan yang asam, merangsang produksi asam lambung, atau masakan/obat-obatan yang mampu mengiritasi lambung. Beberapa bengkak mikroorganisme juga mampu mengakibatkan terjadinya nyeri lambung.

Nyeri lambung, atau yang disebut dengan maag atau dyspepsia dibedakan menjadi 2 menurut asal penyebabnya, adalah dispepsia fungsional dan dyspepsia organik.

Dispepsia fungsional yakni dyspepsia dimana ada keluhan nyeri lambung, namun dengan pemeriksaan lebih lanjut (endoskopi) tidak didapatkan kelainan. Biasanya penyakit dyspepsia ini disebabkan alasannya stress, makanan yang merangsang (pedas, asam), alkohol, kopi dan merokok.

Sedangkan dispepsia organik yakni ada keluhan nyeri lambung dan terdapat kelainan di organ lambungnya, misalkan luka pada lambung, tukak lambung, polip atau bahkan kanker. Dyspepsia yang terjadi pada dikala puasa termasuk kategori dyspepsia fungsional.


Lalu, kuliner atau minuman apakah yang menimbulkan nyeri lambung? Makanan dan minuman yang memicu tingginya sekresi asam lambung diantaranya yaitu minuman dengan rasa asam, pedas, kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C takaran tinggi.

Pada dikala puasa sebaiknya pada penderita maag atau penderita nyeri lambung (dyspepsia) mengindari minuman seperti kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih dan sari buah sitrus. Jenis minuman ini merangsang produksi asam lambung yang meningkat.

Jenis masakan lainnya adalah kuliner yang sulit dicerna oleh lambung mirip kuliner berlemak, kudapan manis tart, maupun keju. Makanan pedas yang berlebihan seperti cabe, merica dan bumbu-bumbu yang pedas merangsang keluarnya produksi asam lambung, juga dengan kuliner tinggi lemak.

Makanan yang memperlambat pengosongan asam lambung juga harus dihindari seperti coklat yang berlebihan, keju. Makanan lainnya yang harus dihindari atau dikurangi yaitu makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menjadikan refluks asam lambung ke kerongkongan (alkohol, coklat, kuliner berlemak, gorengan). Pada penderita nyeri lambung juga disarankan untuk menghindari makanan mirip beras ketan, mie, bihun, jagung, singkong, tales, serta dodol alasannya adalah masakan jenis akan membuat nyeri lambungnya bertambah.

Saat berpuasa untuk menjaga lambung tetap sehat, selain jenis kuliner yang dikonsumsi saat berbuka dan bersahur, sebaiknya ketika berbuka awali dengan minum air dan makan yang elok dahulu (misal : kurma). Sesudah shalat Maghrib lanjutkan makan besar dan lengkap. Sesudah Tarawih/sebelum tidur dapat mengkonsumsi kudapan.

Perbanyak minum air untuk mencegah kehilangan cairan tubuh. Jangan berlebihan ketika sahur dan berbuka puasa, hindari kebiasaan balas dendam dengan makan dan minum secara berlebihan dikala berbuka.

Pada penyakit maag dengan tipe organik ialah memang ada luka di lambungnya, harus diobati dan disiasati cara minum obatnya, yaitu untuk mengontrol asam lambungnya. Minum obat maag serengah jam setelah makan biar perut tidak terasa kembung yaitu dikala buka, sahur dan sebelum tidur malam. Semoga info ini bermanfaat. Selamat menjalankan ibadah puasa, maaf lahir batin.